Minggu, 29 Desember 2013

CULTURE SUKU JAWA


Suku Jawa (Jawa ngoko: ꦮꦺꦴꦁꦗꦮ wong Jawa, Jawa krama: ꦠꦶꦲꦾꦁꦗꦮꦶ tiyang Jawi) merupakan suku bangsa terbesar di Indonesia yang berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta. Setidaknya 41,7% penduduk Indonesia merupakan etnis Jawa.  Selain di ketiga provinsi tersebut, suku Jawa banyak bermukim di Lampung, Banten, Jakarta, dan Sumatera Utara. Di Jawa Barat mereka banyak ditemukan di Kabupaten Indramayudan Cirebon. Suku Jawa juga memiliki sub-suku, seperti suku Osing, orang Samin, suku Bawean/Boyan, Naga, Nagaring, suku Tengger, dan lain-lain. Selain itu, suku Jawa ada pula yang berada di negara Suriname, Amerika Tengah karena pada masa kolonial Belanda suku ini dibawa ke sana sebagai pekerja dan kini suku Jawa di sana dikenal sebagai Jawa Suriname.
Suku bangsa Jawa sebagian besar menggunakan bahasa Jawa dalam bertutur sehari-hari. Dalam sebuah survei yang diadakan majalah Tempo pada awal dasawarsa 1990-an, kurang lebih hanya 12% orang Jawa yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa mereka sehari-hari, sekitar 18% menggunakan bahasa Jawa dan Indonesia secara campur, dan selebihnya hanya menggunakan bahasa Jawa saja.
Bahasa Jawa memiliki aturan perbedaan kosa kata dan intonasi berdasarkan hubungan antara pembicara dan lawan bicara, yang dikenal denganunggah-ungguh. Aspek kebahasaan ini memiliki pengaruh sosial yang kuat dalam budaya Jawa, dan membuat orang Jawa biasanya sangat sadar akan status sosialnya di masyarakat.

1.      Perilaku orang Jawa
Ada beberapa perilaku orang Jawa yaitu :
Sistem kekerabatan
Sistem kekerabatan orang Jawa bedasarkan prinsip keturunan bilateral (garis keturunan diperhitungkan dari pihak ayah, dan Ibu). Dengan sistem bilateral atau parental ini maka ego mengenal hubungannya dengan sanak saudara dari pihak Ibu dan Ayah, dari satu nenek moyang sampai generasi ketiga, yang disebut sanak sadulur.
Di Yogyakarta tata cara sopan santun pergaulan seperti diatas berlaku diantara kelompok kerabat. Bagi orang muda adalah keharusan menyebut seseorang yang lebih tua darinya baik laki-laki maupun perempuan dengan istilah diatas, Karena orang yang lebih tua dianggap merupakan pembimbing, pelindung, atau penasehat kaum muda. Melanggar semua perintah dan nasihat kaum tua dapat menimbulkan sengsara yang disebut dengan kuwal
Suku Jawa sebagaian besar menggunakan bahasa jawa dalam bertutur sehari-hari. Suku bangsa Jawa memiliki aturan perbedaan kosa kata dan intonasi bedasarkan hubungan antara pembicara dan lawan bicara yang dikenal dengan unggah-ungguh. Aspek kebahasaan ini memiliki pengaruh social yang kuat dalam budaya jawa, dan membuat orang Jawa biasanya sangat sadar akan status sosialnya di masyarakat.
Deferansiasi Sosial
Masyarakat Jawa juga terkenal akan pembagian golongan-golongan sosialnya. Pakar antropologi Amerika yang ternama, Clifford Geertz, pada tahun 1960-an membagi masyarakat Jawa menjadi tiga kelompok: kaum santri, abangan, dan priyayi. Menurutnya kaum santri adalah penganut agamaIslam yang taat, kaum abangan adalah penganut Islam secara nominal atau penganut Kejawen, sedangkan kaum Priyayi adalah kaum bangsawan. Tetapi dewasa ini pendapat Geertz banyak ditentang karena ia mencampur golongan sosial dengan golongan kepercayaan. Kategorisasi sosial ini juga sulit diterapkan dalam menggolongkan orang-orang luar, misalkan orang Indonesia lainnya dan suku bangsa non-pribumi seperti orang keturunan Arab, Tionghoa, dan India.
Sistem Pengetahuan
Salah satu bentuk sistem pengetahuan yang ada, berkembang, yang masih ada hingga saat ini, adalah bentuk penanggalan atau kalender. Bentuk kalender Jawa menurut kelompok kami adalah salah satu bentuk pengetahuan yang maju dan unik yang berhasil diciptakan oleh para masyarakat jawa kuno.

2.      Kebudayaan suku Jawa
Ada beberapa kebudayaan Jawa yaitu :
Budaya Jawa
Budaya Jawa adalah budaya yang berasal dari Jawa dan dianut oleh masyarakat Jawa khususnya di Jawa Tengah, DIY dan Jawa Timur. Budaya Jawa secara garis besar dapat dibagi menjadi 3 yaitu budaya Banyumasan, budaya Jawa Tengah-DIY dan budaya Jawa Timur. Budaya Jawa mengutamakan keseimbangan, keselarasan dan keserasian dalam kehidupan sehari hari. Budaya Jawa menjunjung tinggi kesopanan dan kesederhanaan. Budaya Jawa selain terdapat di Jawa Tengah, DIY dan Jawa Timur terdapat juga di daerah perantauan orang Jawa yaitu di Jakarta,Sumatera dan Suriname. Bahkan budaya Jawa termasuk salah satu budaya di Indonesia yang paling banyak diminati di luar negeri. Beberapa budaya Jawa yang diminati di luar negeri adalah Wayang Kulit, Keris, Batik dan Gamelan. Di Malaysia dan Filipina dikenal istilah keris karena pengaruh Majapahit. LSM Kampung Halaman dari Yogyakarta yang menggunakan wayang remaja adalah LSM Asia pertama yang menerima penghargaan seni dari AS tahun 2011. Gamelan Jawa menjadi pelajaran wajib di AS, Singapura dan Selandia Baru. Gamelan Jawa rutin digelar di AS-Eropa atas permintaan warga AS-Eropa. Sastra Jawa Negarakretagama menjadi satu satunya karya sastra Indonesia yang diakui UNESCO sebagai Memori Dunia. Menurut Guru Besar Arkeologi Asia Tenggara National University of Singapore John N. Miksic jangkauan kekuasaan Majapahit meliputi Sumatera dan Singapura bahkan Thailand yang dibuktikan dengan pengaruh kebudayaan, corak bangunan, candi, patung dan seni. Budaya Jawa termasuk unik karena membagi tingkat bahasa Jawa menjadi beberapa tingkat yaitu Ngoko, Madya Krama.
Kepercayaan
Orang Jawa sebagian besar secara nominal menganut agama Islam. Tetapi ada juga yang menganut agama Protestan dan Katolik. Mereka juga terdapat di daerah pedesaan. Penganut agama Buddha dan Hindu juga ditemukan pula di antara masyarakat Jawa. Ada pula agama kepercayaan suku Jawa yang disebut sebagai agama Kejawen.[13] Kepercayaan ini terutama berdasarkan kepercayaan animisme dengan pengaruh Hindu-Buddha yang kuat. Masyarakat Jawa terkenal akan sifat sinkretisme kepercayaannya. Semua budaya luar diserap dan ditafsirkan menurut nilai-nilai Jawa sehingga kepercayaan seseorang kadangkala menjadi kabur.
Seni
Orang Jawa terkenal dengan budaya seninya yang terutama dipengaruhi oleh agama Hindu-Buddha, yaitu pementasan wayang. Repertoar cerita wayang atau lakon sebagian besar berdasarkan wiracarita Ramayana dan Mahabharata. Selain pengaruh India, pengaruh Islam dan Dunia Barat ada pula. Seni batik dan keris merupakan dua bentuk ekspresi masyarakat Jawa. Musik gamelan, yang juga dijumpai di Bali memegang peranan penting dalam kehidupan budaya dan tradisi Jawa.


CULTURE NEGARA JEPANG
Jepang (bahasa Jepang: 日本 Nippon/Nihon, nama resmi: 日本国 Nipponkoku/Nihonkoku Tentang suara ini dengarkan) adalah sebuah negara kepulauan di Asia Timur. Letaknya di ujung barat Samudra Pasifik, di sebelah timur Laut Jepang, dan bertetangga dengan Republik Rakyat CinaKorea, dan Rusia. Pulau-pulau paling utara berada di Laut Okhotsk, dan wilayah paling selatan berupa kelompok pulau-pulau kecil di Laut Cina Timur, tepatnya di sebelah selatan Okinawa yang bertetangga dengan Taiwan.
Jepang terdiri dari 6.852 pulau yang membuatnya merupakan suatu kepulauan. Pulau-pulau utama dari utara ke selatan adalah Hokkaido, Honshu(pulau terbesar), Shikoku, dan Kyushu. Gunung tertinggi di Jepang adalah Gunung Fuji yang merupakan sebuah gunung berapi. Penduduk Jepang berjumlah 128 juta orang, dan berada di peringkat ke-10 negara berpenduduk terbanyak di dunia. Tokyo secara de facto adalah ibu kota Jepang, dan berkedudukan sebagai sebuah prefektur. Tokyo Raya adalah sebutan untuk Tokyo dan beberapa kota yang berada di prefektur sekelilingnya. Sebagai daerah metropolitan terluas di dunia, Tokyo Raya berpenduduk lebih dari 30 juta orang.
Menurut mitologi tradisional, Jepang didirikan oleh Kaisar Jimmu pada abad ke-7 SM. Kaisar Jimmu memulai mata rantai monarki Jepang yang tidak terputus hingga kini. Meskipun begitu, sepanjang sejarahnya, untuk kebanyakan masa kekuatan sebenarnya berada di tangan anggota-anggota istana, shogun, pihak militer, dan memasuki zaman modern, di tangan perdana menteri.

Sebagai negara maju di bidang ekonomi, Jepang memiliki produk domestik bruto terbesar nomor dua setelah Amerika Serikat, dan masuk dalam urutan tiga besar dalam keseimbangan kemampuan berbelanja. Jepang adalah anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa, G8, OECD, dan APEC. Dalam perdagangan luar negeri, Jepang berada di peringkat ke-4 negara pengekspor terbesar dan peringkat ke-6 negara pengimpor terbesardi dunia. Sebagai negara maju, penduduk Jepang memiliki standar hidup yang tinggi (peringkat ke-8 dalam Indeks Pembangunan Manusia) dan angka harapan hidup tertinggi di dunia menurut perkiraan PBB. Dalam bidang teknologi, Jepang adalah negara maju di bidang telekomunikasi, permesinan, dan robotika.

1.      Kebiasaan orang jepang
Ada beberapa point kebiasaan orang jepang yaitu :
Makan pakai sumpit
Kebiasaan orang jepang kalau makan pakai sumpit. Kecuali makan sup. Itu pun kadang mereka malas pakai sendok dan mengapit isi sup pakai sumpit. Sedangkan kuahnya dihirup. Orang jepang merasa aneh kalau melihat kita makan nasi pakai sendok.
Pakai kaos kaki
Orang jepang selau memakai kaos kaki. Jika masuk rumah, mereka akan melepaskan sepatunya sedangkan kaos kaki tetap terpakai, di depan pintu tersedia sandal untuk berganti ketika masuk rumah.
Ketika ke toilet, ada sandal untuk ke toilet yang letakna di pintu toilet. Biasanya sandal rumah hanya akan dilepas ketika masuk kamar. Jangan memakai sepatu di dalam rumah.
Pintu geser dan tempat tidur
Rumah orang jepang kebanyakan memakai pintu geser, kecuali pintu depan. Karena rumah orang jepang kebanyakan minimalis. Penggunaan pintu geser bisa menghemat ruang. Juga jangan kaget kalau tidur di rumah mereka tak ada ranjang atau dipan. Mereka tidur pakai futon atau kasur yang bila telah dipakai untuk tidur akan dilipat kembali kemudian disimpan di lemari. Ruangan yang telah kosong tersebut akan dipasang meja kecil untuk minum teh dan sarapan.
Biasakan salam
Orang jepang akan senang kalo bertemu ngucapin salam, seperti ‘Ohayou gozaimasu’, ‘Konnichiwa’ dan ‘konbanwa’. Ketika makan bersama mereka, sebelum bersantap ucapkan ‘itadakimasu’ dan setelah selesai makan ucapkan ‘gochiso sama deshita’, untuk menghargai hasil masakan mereka. Dan jangan segan-segan mengucapkan ‘Arigatou Gozaimasu’ sebagai ucapan terima kasih.
Cara duduk
Orang jepang tidak duduk di kursi tapi di lantai yang telah dilapisi ‘tatami’ atau tikar. orang jepang duduk dengan cara kakinya dilipat belakang, seperti posisi duduk attahiyat awal dalam sholat. Jangan duduk secara sembarangan seperti kaki diselongsorkan atau kaki ditopang didagu, tidak sopan
Kalau tidak biasa cara duduk seperti mereka, bisa juga dengan cara duduk bersila, orang jepang banyak juga yang tak tahan duduk seperti itu apalagi kaum lelaki, mereka yang tak tahan memilih duduk bersila.
Tidak buang sampah ditempat umum yang bukan pada tempatnya
Orang Jepang tidak hobi bikin halaman atau tempat orang lain kotor. Kebiasaan ini ga tau ada undang-undangnya atau mungkin sudah menjadi kebiasaan yang sudah di didik sejak lahir. Tentunya hal ini patut kita tiru, jika kita makan sesuatu, sampahnya jangan dibuang sembarangan. Kalo tidak ada tempat sampah, usahakan kantongin kedalam saku terlebih dahulu dan membuangnya ditempat sampah yang sudah anda temukan.
Mereka Rajin dan giat belajar
Jepang bisa maju seperti sekarang ini karena mereka rajin belajar. Murid murid di jepang biasa belajar sampai lebih dari 12 jam,dari pagi jam 08.00 sampai 17.00, setelah selesai di sekolah mereka tidak langsung pulang tapi mereka belajar di Juku ( semacam bimbingan belajar) mereka belajar di Juku bisa sampai jam 22.00 dan baru pulang sekitar jam 24.00 itu paling cepat. kalau tidak ada kegiatan di juku mereka biasanya mengikuti les yang menunjang bakat mereka misalnya menari,karate,les piano dan lain-lain.
Mereka disiplin waktu
Mereka sangat mengahargai waktu,.disana mereka berangkat kerja dan sekolah sangat pagi dan jarang sekali ada yang telat,itu juga dikarenakan mereka lebih suka berangkat dengan kendaraan umum seperti kereta,daripada berangkat dengan kendaraan pribadi mereka,
Budaya Baca dan Menulis
Jangan kaget kalau anda datang ke Jepang dan masuk ke densha (kereta listrik), sebagian besar penumpangnya baik anak-anak maupun dewasa sedang membaca buku atau koran. Tidak peduli duduk atau berdiri, banyak yang memanfaatkan waktu di densha untuk membaca. Banyak penerbit yang mulai membuat manga (komik bergambar) untuk materi-materi kurikulum sekolah baik SD, SMP maupun SMA. Pelajaran Sejarah, Biologi, Bahasa, dsb disajikan dengan menarik yang membuat minat baca masyarakat semakin tinggi. Budaya baca orang Jepang juga didukung oleh kecepatan dalam proses penerjemahan buku-buku asing (bahasa inggris, perancis, jerman, dsb).
Konon kabarnya legenda penerjemahan buku-buku asing sudah dimulai pada tahun 1684, seiring dibangunnya institute penerjemahan dan terus berkembang sampai jaman modern. Biasanya terjemahan buku bahasa Jepang sudah tersedia dalam beberapa minggu sejak buku asingnya diterbitkan.
Budaya Malu
Malu adalah budaya leluhur dan turun temurun bangsa Jepang. Harakiri (bunuh diri dengan menusukkan pisau ke perut) menjadi ritual sejak era samurai, yaitu ketika mereka kalah dan pertempuran. Masuk ke dunia modern, wacananya sedikit berubah ke fenomena mengundurkan diri bagi para pejabat (mentri, politikus, dsb) yang terlibat masalah korupsi atau merasa gagal menjalankan tugasnya. Efek negatifnya mungkin adalah anak-anak SD, SMP yang kadang bunuh diri, karena nilainya jelek atau tidak naik kelas.
Budaya Hidup Hemat
Orang Jepang memiliki semangat hidup hemat dalam keseharian. Sikap anti konsumerisme berlebihan ini nampak dalam berbagai bidang kehidupan. Selidik punya selidik, ternyata sudah menjadi hal yang biasa bahwa supermarket di Jepang akan memotong harga sampai separuhnya pada waktu sekitar setengah jam sebelum tutup. Seperti diketahui bahwa Supermarket di Jepang rata-rata tutup pada pukul 20:00.
Budaya Loyalitas
Loyalitas membuat sistem karir di sebuah perusahaan berjalan dan tertata dengan rapi. Sedikit berbeda dengan sistem di Amerika dan Eropa, sangat jarang orang Jepang yang berpindah-pindah pekerjaan. Mereka biasanya bertahan di satu atau dua perusahaan sampai pensiun. Ini mungkin implikasi dari Industri di Jepang yang kebanyakan hanya mau menerima fresh graduate, yang kemudian mereka latih dan didik sendiri sesuai dengan bidang garapan (core business) perusahaan.
Inovasi
Jepang bukan bangsa penemu, tapi orang Jepang mempunyai kelebihan dalam meracik temuan orang dan kemudian memasarkannya dalam bentuk yang diminati oleh masyarakat.
Pantang Menyerah
Sejarah membuktikan bahwa Jepang termasuk bangsa yang tahan banting dan pantang menyerah. Puluhan tahun dibawah kekaisaran Tokugawa yang menutup semua akses ke luar negeri, Jepang sangat tertinggal dalam teknologi. Ketika restorasi Meiji (meiji ishin) datang, bangsa Jepang cepat beradaptasi dan menjadi fast-learner.
Kemiskinan sumber daya alam juga tidak membuat Jepang menyerah. Tidak hanya menjadi pengimpor minyak bumi, batubara, biji besi dan kayu, bahkan 85% sumber energi Jepang berasal dari negara lain termasuk Indonesia.
Mungkin cukup menakjubkan bagaimana Matsushita Konosuke yang usahanya hancur Yang juga cukup unik bahwa ilmu dan teori dimana orang harus belajar dari kegagalan ini mulai diformulasikan di Jepang dengan nama shippaigaku (ilmu kegagalan). Kapan-kapan saya akan kupas lebih jauh tentang ini.
Kerja Keras
Sudah menjadi rahasia umum bahwa bangsa Jepang adalah pekerja keras. Rata-rata jam kerja pegawai di Jepang adalah 2450 jam/tahun, sangat tinggi dibandingkan dengan Amerika (1957 jam/tahun), Inggris (1911 jam/tahun), Jerman (1870 jam/tahun), dan Perancis (1680 jam/tahun).
Seorang pegawai di Jepang bisa menghasilkan sebuah mobil dalam 9 hari, sedangkan pegawai di negara lain memerlukan 47 hari untuk membuat mobil yang bernilai sama. Seorang pekerja Jepang boleh dikatakan bisa melakukan pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh 5-6 orang. Pulang cepat adalah sesuatu yang boleh dikatakan agak memalukan di Jepang, dan menandakan bahwa pegawai tersebut termasuk yang tidak dibutuhkan oleh perusahaan.
Kerjasama Kelompok
Budaya di Jepang tidak terlalu mengakomodasi kerja-kerja yang terlalu bersifat individualistik. Termasuk klaim hasil pekerjaan, biasanya ditujukan untuk tim atau kelompok tersebut. Fenomena ini tidak hanya di dunia kerja, kondisi kampus dengan lab penelitiannya juga seperti itu, mengerjakan tugas mata kuliah biasanya juga dalam bentuk kelompok. Kerja dalam kelompok mungkin salah satu kekuatan terbesar orang Jepang.
Mandiri
Sejak usia dini anak-anak dilatih untuk mandiri. Di Yochien setiap anak dilatih untuk membawa perlengkapan sendiri, dan bertanggung jawab terhadap barang miliknya sendiri. Lepas SMA dan masuk bangku kuliah hampir sebagian besar tidak meminta biaya kepada orang tua. Teman-temen seangkatan saya dulu di Saitama University mengandalkan kerja part time untuk biaya sekolah dan kehidupan sehari-hari. Kalaupun kehabisan uang, mereka meminjam uang ke orang tua yang itu nanti mereka kembalikan di bulan berikutnya.
Jaga Tradisi & Menghormati Orang Tua
Perkembangan teknologi dan ekonomi, tidak membuat bangsa Jepang kehilangan tradisi dan budayanya. Budaya perempuan yang sudah menikah untuk tidak bekerja masih ada dan hidup sampai saat ini.
Budaya minta maaf masih menjadi reflek orang Jepang. Kalau suatu hari anda naik sepeda di Jepang dan menabrak pejalan kaki , maka jangan kaget kalau yang kita tabrak malah yang minta maaf duluan.
Sampai saat ini orang Jepang relatif menghindari berkata tidak untuk apabila mendapat tawaran dari orang lain. Jadi kita harus hati-hati dalam pergaulan dengan orang Jepang karena ini belum tentu bagi orang Jepang Pertanian merupakan tradisi leluhur dan aset penting di Jepang.
Mereka Jarang Mandi
Tiap pagi sebelum berangkat kerja atau sekolah mereka tidak pernah mandi,mereaka hanya cuci muka dan gosok gigi saja.Mereka mandi hanya seminggu sekali di pemandian air panas,
Mereka Sering Bunuh Diri
Orang jepang sering bunuh diri,mereka biasa bunuh diri di awal tahun atau akhir tahun,biasanya mereka bunuh diri karena mereka malu,banyak daiantaranya pelajar yang tidak lulus,walaupun giat belajar ada juga yang gak lulus. ada juga yang bunuh diri karena lilitan hutang,dan masih banyak penyebab mereka bunuh diri.Mereka bunuh diri dengan cara menabrakkan tubuhnya ke kereta,maklum kereta disana berkecepatan tinggi.

2.      Kebudayaan Negara Jepang
Negara Jepang kaya dengan berbagai kebudayaan leluhurnya yang beraneka ragam. Walaupun saat ini perkembangan teknologi di Jepang terus up date dalam hitungan perdetik , namun sisi tradisional masuh terus dilestarikan hingga sekarang ini. Berikut ini adalah salah satu dari berbagai macam kebudayaan Jepang yang masih terus berlangsung hingga saat ini :
a.      Matsuri (, Matsuri) 
adalah kata dalam bahasa Jepang yang menurut pengertian agama Shinto berarti ritual yang dipersembahkan untuk Kami, sedangkan menurut pengertian sekularisme berarti festival, perayaan atau hari libur perayaan. Matsuri diadakan di banyak tempat di Jepang dan pada umumnya diselenggarakan jinja atau kuil, walaupun ada juga matsuri yang diselenggarakan gereja dan matsuri yang tidak berkaitan dengan institusi keagamaan. Di daerah Kyushu, matsuri yang dilangsungkan pada musim gugur disebut Kunchi.
Tiga matsuri terbesar
1.      Gion Matsuri (Yasaka-jinja, Kyoto, bulan Juli)
2.      Tenjinmatsuri (Osaka Temaangu, Osaka, 24-25 Juli)
3.      Kanda Matsuri (Kanda Myojin, Tokyo, bulan Mei)
Festival dan Matsuri yang lain
  1. Festival Salju Sapporo (Sapporo, Prefektur Hokkaido, bulan Februari)
  2. Festival Salju Iwate (Koiwai Farm, Shizukuishi, Prefektur Iwate, bulan Februari)
  3. YOSAKOI Sōran Matsuri (Sapporo, Hokkaido, bulan Juni)
  4. Niigata Odori Matsuri (Niigata, Prefektur Niigata, pertengahan bulan September)
  5. Odawara Hōjō Godai Matsuri (kota Odawara, Prefektur Kanagawa)
  6. Yosakoi Matsuri (kota Kochi, Prefektur Kochi, 9-12 Agustus
  7. Hakata dontaku (3-4 April, kota Fukuoka)
  8. Hamamatsu Matsuri (3-5 Mei, kota Hamamatsu, Prefektur Shizuoka)
  9. Wasshoi Hyakuman Natsu Matsuri (kota Kita Kyūshū, Prefektur Fukuoka, hari Sabtu minggu pertama bulan Agustus)